Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Salah Kaprah Emansipasi Wanita di Era Modern, Gerak Perlawanan Berujung Penindasan

"Habis Gelap Terbitlah Terang" Begitu semangat juang Kartini yang tercurah dalam surat-surat monumentalnya. Sebuah cita-cita luhur yang menginspirasi perempuan-perempuan di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-haknya, utamanya di bidang pendidikan sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan kaum-kaum patriarki. Kartini muda yang hidup di lingkungan tradisi Jawa kental itu merasa bahwa perempuan-perempuan Indonesia diperlakukan secara tidak adil lantaran tak diperkenankan menempuh pendidikan tinggi. Wanita dalam era itu hidup dalam "kegelapan" lantaran tak disinari cahaya ilmu yang mampu membuka jendela-jendela pemikirannya. Kaki-kaki mereka diikat oleh cengkeraman tradisi yang memaksanya menikah di usia yang sangat dini; 12 tahun, lalu mengurung mereka di sangkar-sangkar rumah demi melayani suami dan anak. Wilayah "kekuasaan" perempuan seolah hanya terbagi atas tiga bagian saja; kasur (ranjang), sumur (kamar mandi), dan dapur. Padaha

Dedikasi 60 Tahun Astra, Inspirasi Keberlanjutan Menuju Kebanggaan Bangsa

Menjejaki usia 60 tahun bagi sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak perusahaan mampu selamat dari badai krisis bersejarah 1998 yang membangkrutkan perekonomian nasional. Satu dari sedikit bisnis yang mampu bertahan itu adalah Astra. Meski tertatih, Astra membuktikan diri bangkit dan berkembang pesat hingga berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik regional dalam kurun waktu kurang dari 60 tahun. Dari hanya memiliki empat karyawan, kini jumlah karyawan Astra telah membengkak hingga 221.046 yang bekerja di 198 perusahaan Grup Astra. Aktivitas bisnis Grup Astra pun berkembang pesat meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. Pengalaman menghadapi krisis 1998 dan kemapanan finansial yang baik membuat Astra lebih tangguh menghadapi badai-badai selanjutnya, termasuk tantangan melemahnya perekonomian global sepanjang tahun 2015 lalu. Astra bahkan masih sangg

Salah Kaprah Pembangunan Pendidikan di Indonesia

“ Kalau kamu mau menyelesaikan masalah kemiskinan di Jakarta jangan kasih kerjaan ke mereka di sini (Jakarta) apalagi donasi. Itu macam sakit kanker kulit diobati pakai salep. Pulang! Buat lapangan kerja yang banyak di daerah-daerah kalian. Sehingga orang-orang desa tidak harus pergi keluar daerahnya hanya untuk cari kerja. Kemiskinan, pengangguran, kemacetan, inflasi, solved! Local economic solves so many problems .” (Stephanie Hermawan, mentoring Heart of Spora x UnLtd, dikutip dari postingan facebook Tiara Desyha Rianti, 19/10/2016.) Seorang pengunjung pameran Palapa Network sedang mengamati glontor mini pot rancangan Tiara – dok. Alyssa Tiara Desyha Rianti, gadis berhijab lulusan Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia ini begitu menarik perhatian saya, bukan hanya karena parasnya yang cantik, melainkan juga prestasi dan dedikasinya dalam mengembangkan usaha di bidang industri kreatif berbasis local genius masyarakat Kebumen. Berbeda dari kebanyakan ora