Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Ramadhan, Momentum Terbaik Merekonstruksi Perekonomian Umat Melalui Zakatnesia

Tulisan ini memenangkan Lomba Blog Zakatnesia oleh Dompet Dhuafa 11 Juni 2016 dan  paling lambat 25 Juni 2016 dan pengumuman pemenang pada 4 Juli 2016. “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan- syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya.” (HR Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi). Gaung Ramadhan “Bulan Keberkahan” sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun sejauh mana kita mengamini dan merasakannya akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung bagaimana kita mengetuk pintu-pintu surga-Nya melalui amal salih dan menutup pintu-pintu neraka-Nya dengan menghindari kemungkaran. Dalam aspek ekonomi, bagi pelaku usaha pakaian seperti Ibu saya, bulan Ramadhan me

Postingan di Akun Facebook, Menambah atau Mengurangi Kadar Toleransi Keberagamaan Bangsa?

  www.wajibbaca.com “Belajar dari Kasus Razia Warung di Bulan Puasa” Sabtu, 11 Juni 2016, saya sempat membaca sebuah postingan di akun Facebook Fahd Pahdepie yang intinya mengutarakan kekecewaan terhadap aparat satpol PP yang menutup dan menyita paksa dagangan seorang ibu pemilik warung. Dalam postingan tersebut, Fahd—jika boleh saya memanggilnya demikian, mempertanyakan landasan pikir kepala daerah yang mengeluarkan aturan tersebut, mempertanyakan dasar moral dan dalil agama yang membenarkan tindakan mereka, serta menuntut keimanan mereka yang—dalam pandangan Fahd begitu angkuh. Dalam postingan berbeda, Fahd kemudian menyodorkan sabda Nabi; Assiyamu junnatun , artinya puasa adalah perisai. Puasa itu untuk bertahan, bukan pedang untuk menyerang, tandas Fahd gagah. Maka biarkan saja warung tetap buka, orang-orang yang tidak berpuasa makan di dekat orang berpuasa, lalu orang yang berpuasa mengatakan pada diri sendiri: Inni shaimun , Aku sedang berpuasa. Bukan dengan memak