Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Salah Kaprah Emansipasi Wanita di Era Modern, Gerak Perlawanan Berujung Penindasan

"Habis Gelap Terbitlah Terang" Begitu semangat juang Kartini yang tercurah dalam surat-surat monumentalnya. Sebuah cita-cita luhur yang menginspirasi perempuan-perempuan di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-haknya, utamanya di bidang pendidikan sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan kaum-kaum patriarki. Kartini muda yang hidup di lingkungan tradisi Jawa kental itu merasa bahwa perempuan-perempuan Indonesia diperlakukan secara tidak adil lantaran tak diperkenankan menempuh pendidikan tinggi. Wanita dalam era itu hidup dalam "kegelapan" lantaran tak disinari cahaya ilmu yang mampu membuka jendela-jendela pemikirannya. Kaki-kaki mereka diikat oleh cengkeraman tradisi yang memaksanya menikah di usia yang sangat dini; 12 tahun, lalu mengurung mereka di sangkar-sangkar rumah demi melayani suami dan anak. Wilayah "kekuasaan" perempuan seolah hanya terbagi atas tiga bagian saja; kasur (ranjang), sumur (kamar mandi), dan dapur. Padaha