Entaskan Kegalauan Petani dan Kelesuan Industri Tebu, Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi Nasional Melalui Pengelolaan Sampah Tebu
Oleh: Farah Frastia Petani tebu dirundung galau. Perjuangan mereka menyelamatkan kedaulatan pangan nasional justru membawa mereka ke gerbang kegagalan menyelamatkan perekonomian keluarganya sendiri. Setelah galau lantaran beberapa pabrik ditutup sehingga mempersempit tempat pengolahan hasil pertanian, kini kegalauan tersebut bertambah dengan maraknya Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang beredar luas ke pasaran rumah tangga. Padahal GKR semestinya hanya ditujukan bagi industri makanan dan minuman saja, namun dibukanya “keran” impor telah membuat “lubang kebocoran” tersebut kian menganga. Petani pun hanya mampu “gigit jari”. Padahal dari segi pembiayaan tanaman tebu, petani sudah cukup “tersiksa” lantaran pasokan pupuk bersubsidi yang kerapkali tidak memadai atau keterlambatan dalam pendistribusian pupuk yang menyebabkan mereka harus berhutang terlebih dahulu. Sementara itu, tidak semua bank bersedia memberikan pinjaman dan jikalau ada, bunga pinjaman dirasa masih terlalu tinggi