Memiliki mobil adalah mimpiku sejak lama. Keinginan itu sudah menggebu-gebu bahkan ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar, hingga suatu saat aku menyatakan keinginan tersebut ke Mama dan beliau berjanji akan membelikannya esok hari. Esoknya, ketika Mama pulang dari pasar, aku menagih janjinya dan betapa terkejutnya aku ketika mendapati mobil yang dibelikan Mama bukanlah mobil sungguhan, melainkan mobil-mobilan. Aku pun marah dan membanting mainan itu ke lantai. “Aku mau mobil beneran, bukan mobil-mobilan” tukasku ketika itu. Aku ngambek berhari-hari sampai suatu ketika Mama luluh dan berkata, “Yuk, ikut Mama beli mobil.” Aku sempat tidak percaya dan berpikir kalau Mama bohong. Pasti mobil-mobilan lagi, pikirku kala itu. Tapi Mama meyakinkanku sampai aku percaya dan kami pergi untuk membeli mobil baru. Waktu itu aku senang sekali, saking senangnya aku sampai tidak sadar (atau mungkin karena masih kecil sehingga aku belum mengetahui) kalau mobil baru itu tidaklah ben