Setangkup Mimpi Bersama Mama

Mama dulu bermimpi, menyaksikan anak Mama berdiri di atas panggung sambil memegang piala.  Lalu Mama diminta untuk berdiri di samping anak Mama disambut riuh tepuk tangan orang banyak. Wah, pasti bangga sekali memiliki anak yang berprestasi.

Pernyataan itu begitu menusuk hatiku. Betapa aku telah gagal mewujudkan impian sederhana Mama. Bukan berarti aku tidak mencoba untuk mewujudkannya. Namun setiap kali mencoba, aku selalu gagal. Bahkan hingga lulus SMA, belum ada satupun piala yang berhasil aku bawa pulang.

Akankah aku menyerah? Tentu saja tidak. Justru pernyataan itu menamparku untuk berusaha lebih keras lagi. Aku mengikuti beragam lomba menulis dan beberapa kali memenangkannya. Sayang, tidak ada awarding ceremony sehingga impian untuk berdiri sambil memegang piala di hadapan banyak orang masih belum terwujud. Hingga suatu ketika, aku mendapat telepon dari panitia lomba untuk menghadiri acara penganugerahan pemenang lomba blog di Jakarta. Seketika perasaanku membumbung tinggi ke langit. Jantungku berdegup kencang. Aku masih ingat betapa gugupnya aku saat menerima panggilan tersebut. Tanpa pikir panjang aku menyatakan setuju untuk menghadiri acara tersebut dan buru-buru mengabari Mama. Mama sangat antusias mendengarnya. Kami bersorak bersama.

Singkat cerita, pada 18 Desember 2015, aku dan Mama tiba di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan. Tapi lantaran baru pertama kali menginap di hotel, kami mengalami banyak kejadian memalukan. Singkat cerita, seorang petugas menggiring kami ke depan pintu lift dan menekan tombol anak panah di samping pintu lift. Dengan polosnya kamu menunggu pintu lift terbuka, namun pintu lift tak kunjung terbuka. Yang terbuka justru pintu lift di sampingnya. Kami kebingungan dan membiarkan pintu lift tertutup kembali. Petugas yang memperhatikan kami dari jauh lantas menghampiri kami dan memencet tombol anak panah kembali. Tak lama, pintu lift terbuka dan sang petugas menyuruh kami masuk. Wajahku memerah seketika. Kami benar-benar malu dibuatnya.

Kejadian memalukan terulang lagi saat kami harus turun ke lantai dasar. Setelah sempat browsing tentang cara menggunakan lift, aku begitu percaya diri untuk turun ke lantai dasar menggunakan lift. Namun kejadian tak terduga terjadi lagi. Setelah berhasil masuk ke dalam lift, tombol panel di samping pintu lift tidak menyala meskipun berkali-kali ditekan. Aku dan Mama langsung panik. Kami terjebak di dalam lift beberapa saat. Beruntung, tak lama setelahnya ada dua orang masuk ke dalam lift. Beliau mendekatkan kunci hotel (berbentuk kartu) pada sensor yang berada di atas tombol panel. Setelah lampu sensor warna hijau menyala dan berbunyi “tit”, beliau menekan tombol G. Tak lama, kami sampai di lantai dasar. Rupanya, G adalah singkatan dari ground, alias lantai dasar.

Setelah tiba di lantai dasar, aku buru-buru keluar dari lift. Apa masalah sudah selesai? Ternyata belum. Saat aku keluar dari lift, Mama justru bengong di dalam lift. Aku menyuruh Mama keluar, tapi Mama justru kebingungan dan tak mau keluar sampai pintu lift kembali tertutup. Mama panik dan berteriak memanggilku. Aku tak kalah panik dan bingung harus berbuat apa. Setelah cukup lama, pintu lift kembali terbuka. Rupanya ada petugas hotel yang kebetulan masuk ke dalam lift dan menemukan Mama kebingungan. Ia lantas mengantarkan Mama ke lantai dasar.

Kami bergegas masuk ke ruang Merak untuk mengikuti rangkaian acara penganugerahan pemenang lomba blog. Satu persatu pemenang diminta naik ke atas panggung untuk menerima piala, uang tunai dan bingkisan. Tamu-tamu yang hadir bertepuk tangan riuh. Dari atas panggung, aku bisa melihat mata Mama berkaca-kaca. Ada rasa bangga dan terharu yang tergambar dari sorot mata dan mimik wajahnya.

Dokumen Pribadi

Dokumen Pribadi

Terima kasih, Mah. Karenamu, aku berani bermimpi dan tidak menyerah meski berulang kali gagal. Terima kasih, Mah, sudah bersabar menunggu dan tak lelah untuk terus menyemangatiku. Maaf karena perlu waktu yang lama untuk mewujudkan impian sederhana itu. Aku berjanji, akan berusaha lebih keras lagi agar kelak menjadi penulis sukses yang membanggakanmu.