http://100rcsemarang.org/semarang |
Sebagai titik sentra jalur
utama Pantai Utara Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 36,63 km, Semarang
berkembang pesat sebagai kota besar dengan beragam aktivitas industri,
perdagangan dan jasa. Kepesatan ini mendorong semakin tingginya tingkat populasi
penduduk di kawasan pesisir kota Semarang, antara lain Tugu, Semarang Barat,
Semarang Utara dan Genuk yang umumnya dimanfaatkan sebagai pusat pelabuhan, daerah
industri maupun pemukiman penduduk. Namun demikian, pesatnya jumlah penduduk
dan pembangunan berdampak kepada semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi
masyarakat pesisir, baik dari segi ekologis maupun sosial-ekonomis.
Persoalan-persoalan itu antara
lain semakin tingginya angka kemiskinan, tingginya kerusakan sumber daya alam,
lunturnya nilai-nilai budaya lokal, rendahnya infrastruktur, rendahnya
kesehatan lingkungan, dan rendahnya kemandirian organisasi desa. Kondisi ini
pada akhirnya memicu suatu fenomena klasik di kota Semarang, salah satunya
banjir rob.
http://100rcsemarang.org |
Pengelolaan
Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Berkelanjutan
http://www.slideshare.net/dwikurniawan47/015-pengelolaan-pesisir?related=1 |
Berbagai macam persoalan
yang menimpa kawasan pesisir pada dasarnya adalah dampak dari perencanaan dan
pengelolaan yang hanya memfokuskan diri pada satu jenis sumberdaya atau
ekosistem untuk memenuhi tujuan tertentu (semisal industri, pemukiman,
pariwisata, dan sebagainya) tanpa mempedulikan dampak buruk pada lingkungan
atau sektor lain. Sebab itulah diperlukan suatu pendekatan terpadu dimana
pengelolaan wilayah pesisir dilakukan dengan memberikan penilaian secara
menyeluruh, baik dari aspek ekologis, sosial maupun ekonomi bagi lingkungan
sekitar).
Konsep perencanaan dan
pengelolaan terpadu ini sebagai prasyarat terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan,
yakni pembangunan yang nilai manfaatnya tidak hanya dirasakan generasi sekarang,
namun juga generasi selanjutnya. Maka untuk mewujudkannya diperlukan sebuah
strategi pembangunan yang memberikan ambang batas pada pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan.
Setidaknya ada tiga aspek yang
harus diperhatikan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, antara
lain:
Aspek
Ekologis
aguswi-kkp.com |
Setidaknya ada dua pokok
kegiatan manusia yang berpotensi merusak kawasan pesisir, yaitu pemanfaatan sumber
daya alam dan sebagai tempat pembuangan limbah. Sumber daya alam sendiri
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Untuk sumber
daya alam yang dapat diperbaharui, semisal air tanah, pemanfaatannya tidak
boleh melebihi kemampuannya untuk menyembuhkan atau mengisi kembali air yang
ada di dalam tanah. Meminimalisir pemanfaatan juga bisa dilakukan dengan
strategi penampungan air hujan atau penerapan teknologi tertentu dengan tanpa
merusak lingkungan. Sementara untuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, pemanfaatannya harus benar-benar cermat supaya efeknya tidak
merusak lingkungan.
Dalam kaitannya wilayah
pesisir sebagai tempat pembungan limbah, harus dipisahkan limbah apa saja yang
dapat dan tidak dapat diterima oleh lingkungan. Untuk limbah yang dapat
diterima oleh lingkungan, harus diperhatikan ambang batas kemampuan lingkungan
untuk menerima dan menetralisir limbah tersebut supaya tidak merusak
lingkungan. Sementara untuk limbah yang sulit atau tidak dapat diterima oleh
lingkungan, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sampai limbah
benar-benar bisa diterima dan tidak membahayakan lingkungan.
Ambang batas juga perlu
diterapkan pada alokasi pemanfaatan wilayah pesisir. Selain alokasi kawasan
pemanfaatan umum, keberadaan zona preservasi dan konservasi mutlak diperlukan
sebagai upaya pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan. Perlu diperhatikan
pula zonasi pada kawasan-kawasan pemanfaatan umum supaya tidak mengurangi atau
merusak zona preservasi dan konservasi. Semisal kawasan budidaya ikan tidak
boleh berdampingan dengan kawasan industri sebab limbah pabrik dapat mencemari
perairan sehingga menyebabkan kegagalan pada sektor budidaya ikan tersebut.
Aspek
Ekonomi
www.dermagadewata.co |
Seperti yang telah saya
singgung sebelumnya bahwa setiap penggunaan sumber daya alam harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka strategi pembangunan wilayah pesisir
harus diarahkan untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi peningkatan ekonomi
masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Semisal melalui program pemberdayaan
masyarakat, menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya masyarakat pesisir,
memberikan alternatif mata pencaharian yang lebih baik dan sebagainya.
Aspek
Hukum
Sebaik apapun peraturan tidak
akan berguna apabila tidak disertai ketegasan hukum dari pihak-pihak yang
berwenang. Dan ketegasan melahirkan kebencian apabila tidak dibarengi kesadaran
dari pihak-pihak yang melanggar peraturan tersebut. Di sinilah pentingnya
penyadaran kepada seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian
sumber daya alam sebagai anugerah yang diamanahkan Tuhan kepada umat manusia.
Tahapan
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dan Berkelanjutan
Perencanaan
dan Pemetaan
Perencanaan yang dimaksud
meliputi:
Penentuan
jenis kegiatan pembangunan (pariwisata, industri, dan sebagainya);
Penentuan
wilayah dan ambang batas penggunaan sumber daya alam;
Rincian
alokasi biaya dan perizinan.
Pemetaan yang dimaksud
meliputi:
Analisis
masalah yang kerap terjadi di wilayah pembangunan, seperti banjir;
Analisis
dampak-dampak lingkungan sebagai akibat dari pembangunan (semisal pencemaran);
Analisis
dampak sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pesisir;
Analisis
dampak terhadap sektor lain;
Apresiasi
masyarakat terhadap pembangunan.
Hasil dari pemetaan ini akan
menentukan perlu tidaknya suatu pembangunan ditinjau dari besar kecilnya dampak
yang ditimbulkan. Juga langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
meminimalisir atau mengatasi dampak buruk suatu perencanaan pembangunan.
Perencanaan
Aksi
Dr. Ir. Dietriech G. Bengen
dalam karyanya berjudul Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu Dan
Berkelanjutan mengatakan bahwa ada delapan komponen dalam program pengelolaan
wilayah terpadu, antara lain: kebijakan dan tujuan, rencana program dan proyek,
perangkat kelembagaan, peraturan perundang-undangan, pelatihan, implementasi
rencana, pendidikan untuk masyarakat, pemantauan serta penegakan hukum.
Keterlibatan masyarakat,
para penerima manfaat sumber daya pesisir, para ahli tata ruang dan pihak-pihak
terkait sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan, rencana program maupun
penetapan wilayah pesisir supaya tercapai keterpaduan dalam keseluruhan
perencanaan aksi serta untuk mencegah timbulnya konflik di kemudian hari. Hasil
dari perumusan tersebut kemudian dipadukan dengan peraturan perundang-undangan
agar tidak terjadi pertentangan.
Implementasi
Setidaknya ada tiga dimensi
terpenting dalam upaya pengelolaan wilayah pesisir terpadu: sektoral, disiplin
ilmu, dan ekologis. Dan untuk mewujudkan keterpaduan tersebut dibutuhkan strategi
khusus, meliputi:
Strategi
Pertama: Pemberdayaan Masyarakat
foto.okezone.com |
Pemberdayaan masyarakat
adalah strategi peningkatan kemandirian masyarakat melalui program pengembangan
ekonomi kreatif, peningkatan SDM, peningkatan akses modal, partisipasi
masyarakat, pengembangan jaringan usaha dan sistem informasi, serta
pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi dan kemitraan,
Dalam prosesnya, program
pemberdayaan masyarakat pesisir meliputi:
Pendampingan
oleh tenaga pendamping desa yang berkompeten;
Pelatihan;
Pembentukan
Lembaga Perekonomian;
Peningkatan
Akses Modal melalui Dana Usaha Bergilir.
Strategi
Kedua: Peran Masyarakat dan Swasta Dalam Penataan Ruang Pesisir
ariefhidayat06.blogspot.com |
Strategi
Ketiga: Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Laut dan Lingkungan Pesisir
Upaya-upaya meningkatkan
kualitas lingkungan pesisir meliputi:
Penetapan
norma-norma, prosedur, standar tentang pengelolaan wilayah pesisir;
Pengendalian
pencemaran lingkungan;
Pengendalian
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
Pengelolaan
sumber daya alam yang memperhatikan keselamatan lingkungan;
Konservasi.
Konservasi merupakan upaya memelihara,
melindungi serta mengembangkan potensi ekosistem yang ada di suatu wilayah dan
faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga tercipta kelestarian lingkungan. Dalam
hal ini ada dua cara yang bisa dilakukan;
Perbaikan
Daerah Lahan Atas
Berbagai dampak lingkungan
yang terjadi di kawasan pesisir dan laut pada dasarnya adalah akibat dari
buruknya pengelolaan pembangunan yang terjadi di lahan atas, seperti pertanian,
perkebunan, kehutanan, industri, pemukiman dan sebagainya. Hal ini dikarenakan kedua
wilayah tersebut (darat dan laut) memiliki keterkaitan secara keruangan yang
dipertemukan oleh wilayah pesisir. Oleh karena itu, konservasi sumber daya laut
dan lingkungan pesisir harus dimulai dari daerah lahan atas, seperti
pengelolaan limbah industri sebelum dibuang ke sungai sehingga tidak mencemari
air sungai, karena pada akhirnya semua aliran air akan bermuara di laut.
Konservasi
Hutan Mangrove
http://hellosemarang.com |
Bukan suatu hal yang baru
bahwa hutan mangrove memiliki peranan yang sangat penting bagi kelestarian
suatu ekosistem pantai. Salah satu fungsi utama hutan mangrove adalah sebagai
pelindung garis pantai dari abrasi dan pengikisan, serta meredam gelombang
besar, termasuk salah satunya tsunami (Wikipedia). Selain fungsi utama
tersebut, fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove antara lain mencegah intrusi
air laut, mencegah tiupan angin kencang, membantu kesuburan tanah, membantu
perluasan daratan, pengolahan limbah organik, pengatur iklim mikro, serta
menjadi habitat berbagai jenis binatang dan tumbuhan epifit. Secara ekonomis,
hutan mangrove juga memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai penghasil kayu,
tempat budidaya berbagai biota air, tempat mencari makan serta rekreasi.
Inilah yang membuat
konservasi hutan mangrove menjadi penting dilakukan oleh semua pihak, terutama
bagi para pengguna sumber daya alam pesisir dan pemerintah. Beberapa upaya
konservasi yang dapat dilakukan antara lain:
Penataan kembali hutan
mangrove dengan mempertimbangkan pola hidrologi, perubahan arus laut, tipe
tanah dan penentuan spesies;
Menjadikan hutan mangrove
sebagai kawasan penelitian dan ekowisata;
Meningkatkan peran
masyarakat dalam upaya pelestarian hutan mangrove melalui gerakan penyadaran
(sosialisasi dan pendidikan), pembentukan komunitas dan sebagainya.
Pengawasan dan penegakan
hukum.
Pemantauan
dan Evaluasi
Sesempurna apapun suatu
perencanaan akan menemui kegagalan apabila di dalam pelaksanaannya terjadi
banyak penyimpangan, baik oleh masyarakat, pemilik kepentingan, maupun lembaga/instansi
terkait. Oleh sebab itu, dalam prosesnya perlu dilakukan pemantauan untuk
meminimalisir tindakan penyelewengan dan dalam rentang waktu tertentu dilakukan
evaluasi guna meninjau keberhasilan/kegagalan suatu program perencanaan. Hasil
dari evaluasi tersebut kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
upaya-upaya perbaikan dan peningkatan di berbagai aspek yang dirasa masih
kurang.
Pada akhirnya, menjadi tugas
kita bersama untuk berperan aktif dalam upaya-upaya menjaga dan melestarikan
kawasan pesisir sebagai suatu cara mewujudkan Semarang Kota Tangguh.
konservasi hutan mangrove penting tuh, buat kota yang dekat dengan pesisir pantai :)
BalasHapusYup betul banget. Menurut wikipedia, Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan membangun green belt atau sabuk hijau berupa hutan mangrove. Sedangkan di Indonesia, sekitar 28 wilayah dikategorikan rawan terkena tsunami karena hutan bakaunya sudah banyak beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.
HapusTerima kasih sudah berkunjung...
Postingan yg ok.
BalasHapusIntip jg ya blogq :-) bit.ly/MilnaBlogCompetition