Langsung ke konten utama

Pahlawan Pahlawan Tempe

informasikecantikan.com 


Hallo Tempe Lovers! Sudahkah mengkonsumsi tempe hari ini? Oya, by the way, apa sih yang membuat kalian suka sekali mengkonsumsi tempe? Apakah karena rasanya yang lezat, harganya yang murah, atau kandungan gizinya yang berlimpah?
                                            
Kalau aku sih tiga-tiganya.

Alasan pertama sudah tidak diragukan lagi. Tempe, dengan berbagai olahannya, memang selalu membuat lidah kita bergoyang. Mulai dari dijadikan lauk pendamping seperti tempe goreng dan mendoan, dijadikan lauk utama seperti oseng tempe, tempe bacem, lauk kombinasi tempe, atau balado tempe, dijadikan cemilan berupa keripik, sampai makanan berat berupa brownies tempe yang sangat digemari di Malang. Pokoknya, dijamin nggak bosen deh mengeksplorasi kekayaan jenis olahan tempe.

Pertimbangan kedua yang membuat masyarakat memilih tempe sebagai menu andalah adalah karena harganya yang relatif murah. Tidak seperti daging, tempe mampu dijangkau oleh semua kalangan, termasuk kalangan menengah ke bawah sekalipun, salah satunya saya. Untuk satu bungkus kecil, tempe dijual dengan harga kisaran seribu rupiah. Kalau beli sepuluh ribu, biasanya Pak Bambang- pengusaha tempe di desaku-akan memberikan bonus dua biji, sehingga aku mendapat 12 bungkus tempe.

Sepuluh ribu bisa untuk lauk seminggu? Cuma tempe yang bisa!

Enak, murah, tapi tidak sehat. Untuk apa? Lebih baik membeli yang bisa dapat tiga-tiganya, seperti tempe ini. Selain kandungan proteinnya yang tinggi, yakni setara dengan yoghurt dan lebih tinggi dari protein hewani, tempe juga memiliki berbagai kandungan gizi lainnya seperti karbohidrat, lemak, serat pangan, vitamin B, keratin, kalsium, zat besi, fosfor, serta komponen anti bakteri yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain ketiga alasan itu, masih ada satu alasan lagi yang membuat saya gemar mengkonsumsi tempe, yaitu tempat membelinya yang sangat terjangkau. Poin terakhir ini nih yang seringkali lupa untuk disyukuri. Di negeri tercinta kita ini, penjual tempe terbilang cukup banyak dan tempatnya relatif dekat dengan rumah kita. Di desa tempat tinggal saya, ada banyak alternatif untuk membeli tempe. Pertama, jika ingin membeli tempe yang masih hangat-karena baru diproduksi-dan dengan harga yang relatif murah, saya bisa membeli langsung kepada si pembuat tempe, yaitu Pak Bambang. Kedua, jika tidak ingin kehilangan bensin karena rumah Pak Bambang cukup jauh, saya bisa membeli di warung depan. Tetapi resikonya harga lebih mahal dan kondisi tempe sudah tidak hangat. Maka pilihan saya jatuh kepada alternatif ketiga, yaitu pedagang keliling, salah satunya Pak Lan. Pak Lan ini memproduksi tempenya sendiri dan memasarkannya sendiri, oleh karena itu harga tempenya relatif lebih murah dan kondisi tempe masih fresh. Selain Pak Lan, masih ada beberapa pedagang tempe keliling yang siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batil (dukuh tempat tinggal saya).

Banyaknya alternatif pilihan tempat membeli tempe ini tidak akan kita temui jika berada di luar negeri, salah satunya Amerika. Meskipun sudah menjadi salah satu menu pilihan para vegetarian di sana, namun tempe tidak dijual di sembarang tempat/kios. Tempe umumnya hanya dijual di supermarket-supermarket besar dan beberapa kios health food. Itupun dengan harga yang cukup mahal, yakni antara puluhan hingga ratusan ribu rupiah untuk satu bungkusnya. Woah, sudah jauh, mahal pula!

Tahu kenapa tempe di luar negeri mahal? Yups, karena tempe di luar negeri termasuk salah satu jenis komoditi langka. Tidak seperti di Indonesia, pembuat tempe di luar negeri memiliki jumlah yang terbatas, tidak sebanding dengan jumlah peminatnya. Karena itulah, kita wajib bersyukur dan berterima kasih kepada pahlawan-pahlawan tempe di sekitar kita. Sebab berkat mereka, kebutuhan gizi tercukupi dan kantong beserta isi-isinya tetap aman.


Nah, untuk mendukung pahlawan-pahlawan tempe ini, kita bisa memulainya dengan menabung di bank BTPN. Kenapa? Karena dengan menabung di BTPN, kita telah membantu nasabah BTPN yang sebagian besar adalah para pelaku bisnis kecil untuk mengembangkan usahanya melalui program Daya, yakni sebuah program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan dan terukur. Salah satu pilar Daya yang fokus pada pertumbuhan usaha mass market ini adalah Daya Tumbuh Usaha yang merupakan program pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan berusaha. Selain memberikan akses pendanaan kepada para pelaku usaha kecil, BTPN melalui Daya Tumbuh Usaha juga membantu keterampilan para pelaku usaha kecil dengan memberikan modul-modul pelatihan pengelolaan keuangan, pemasaran, dan manajemen persediaan, menawarkan fasilitas bagi nasabah supaya bisa mempublikasikan produk/usahanya kepada nasabah BTPN, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan usaha waralaba-mikro.

Selain mendapatkan pahala karena turut membantu pahlawan-pahlawan tempe dan jutaan masyarakat kecil di Indonesia, dengan menabung di BTPN, kita juga akan mendapatkan keuntungan finansial karena dana yang kita tabung bisa tumbuh secara optimal. Ragu? Coba ikut simulasi “Menabung untuk Memberdayakan” di sini. Kalian akan tahu besar keuntungan yang didapat jika menabung di BTPN. Saya sudah membuktikan sendiri kok! Dengan menabung di BTPN sebesar Rp 2.500.000,-/bulan, dalam jangka waktu 5 tahun saja dana saya akan tumbuh menjadi Rp 170.885.649,-. Tidak percaya? Lihat hasilnya di sini.

Kalian juga bisa membaca kisah-kisah inspiratif para pelaku usaha kecil yang berhasil mengembangkan bisnisnya setelah menabung dan menjadi nasabah di BTPN. Simak salah satu kisahnya di sini.

Sekarang percaya ‘kan kalau menabung di BTPN, selain mendapatkan hasil yang optimal, juga turut meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat Indonesia? Yuk, mulai menabung untuk memberdayakan di BTPN dan selamatkan pahlawan-pahlawan tempe kita!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setangkup Mimpi Bersama Mama

Mama dulu bermimpi, menyaksikan anak Mama berdiri di atas panggung sambil memegang piala.  Lalu Mama diminta untuk berdiri di samping anak Mama disambut riuh tepuk tangan orang banyak. Wah, pasti bangga sekali memiliki anak yang berprestasi. Pernyataan itu begitu menusuk hatiku. Betapa aku telah gagal mewujudkan impian sederhana Mama. Bukan berarti aku tidak mencoba untuk mewujudkannya. Namun setiap kali mencoba, aku selalu gagal. Bahkan hingga lulus SMA, belum ada satupun piala yang berhasil aku bawa pulang. Akankah aku menyerah? Tentu saja tidak. Justru pernyataan itu menamparku untuk berusaha lebih keras lagi. Aku mengikuti beragam lomba menulis dan beberapa kali memenangkannya. Sayang, tidak ada awarding ceremony sehingga impian untuk berdiri sambil memegang piala di hadapan banyak orang masih belum terwujud. Hingga suatu ketika, aku mendapat telepon dari panitia lomba untuk menghadiri acara penganugerahan pemenang lomba blog di Jakarta. Seketika perasaanku membumbung tinggi

Dedikasi 60 Tahun Astra, Inspirasi Keberlanjutan Menuju Kebanggaan Bangsa

Menjejaki usia 60 tahun bagi sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak perusahaan mampu selamat dari badai krisis bersejarah 1998 yang membangkrutkan perekonomian nasional. Satu dari sedikit bisnis yang mampu bertahan itu adalah Astra. Meski tertatih, Astra membuktikan diri bangkit dan berkembang pesat hingga berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik regional dalam kurun waktu kurang dari 60 tahun. Dari hanya memiliki empat karyawan, kini jumlah karyawan Astra telah membengkak hingga 221.046 yang bekerja di 198 perusahaan Grup Astra. Aktivitas bisnis Grup Astra pun berkembang pesat meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. Pengalaman menghadapi krisis 1998 dan kemapanan finansial yang baik membuat Astra lebih tangguh menghadapi badai-badai selanjutnya, termasuk tantangan melemahnya perekonomian global sepanjang tahun 2015 lalu. Astra bahkan masih sangg

Jejak Perjuangan Fatmawati, Sang Perajut NKRI #FatmawatiPerajutNegeri #PahlawanBengkulu

Rumah panggung yang terletak di Jalan Fatmawati Nomor 10 Kota Bengkulu itu tampak lengang seperti biasanya. Hanya petugas dan sesekali pengunjung yang bertandang ke bangunan tua nan asri tersebut. Gurat sejarah yang terukir di sudut-sudut ruangan seolah gagal membangkitkan minat masyarakat untuk menggali lebih dalam sosok ibu negara pertama ( first lady -nya) Indonesia tersebut. Padahal seperti pejuang lainnya, Fatmawati memiliki peran penting dalam proses kelahiran bangsa Indonesia. Maka dari itu, menjelang hari pahlawan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh sosok Fatmawati sebagai salah satu pahlawan nasional wanita di Indonesia. Merajut Cinta dan Asa untuk Indonesia Bersama Bung Karno Setelah menikah secara wali pada bulan Juni 1943, Fatmawati menyusul sang suami ke Jakarta dan bergabung bersama para pejuang lainnya untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bersama sang suami, Fatmawati kerapkali mengeluarkan pendapatnya mengenai langkah-l