Tahun ini, masyarakat harus gigit
jari menyaksikan perekonomian Indonesia yang tertahan di lampu ‘kuning’ dan semua
pihak jungkir balik mempertahankan nilai tukar rupiah yang terus melorot hingga
menyentuh angka Rp 14.500, bahkan diprediksi ambruk hingga Rp 15.000. Bencana
ini, mau tidak mau menyumbang daftar kemiskinan di Indonesia lantaran banyaknya
kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan terhadap karyawannya.
Tercatat 67.000 tenaga kerja telah di-PHK dan diprediksi akan terus meningkat
hingga 100.000 jiwa. Jika para korban PHK sebelumnya adalah masyarakat ‘rentan’
miskin dan berubah menjadi miskin lantaran tak lagi memiliki pekerjaan, maka
orang-orang yang terlanjur miskin semakin terhimpit lantaran biaya hidup yang kian
mencekik.
www.kspi.or.id |
Kemiskinan pada akhirnya memaksa
orang-orang yang putus asa melakukan tindakan-tindakan kriminal, orang tua terjebak
hutang, anak-anak putus sekolah, gadis-gadis terlibat prostitusi, pemuda-pemuda
menjadi preman atau gelandangan, semua anggota keluarga rawan terjangkit penyakit
dan berbagai kondisi tidak manusiawi lainnya.
Bencana serumit ini tentu
tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara atau kegiatan yang bersifat karitas
seperti pemberian sembako atau bantuan langsung tunai, sebab kegiatan sosial tersebut
bersifat sementara, sama halnya pemberian zakat fitrah di malam lebaran. Pada
hari itu, orang-orang miskin memang bebas dari rasa lapar, akan tetapi
bagaimana hari-hari setelahnya? Apakah mereka tetap kenyang atau kembali
kelaparan? Lalu bagaimana pula kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya seperti
pendidikan, kesehatan, tempat tinggal dan pekerjaan, sudahkah layak atau justru
memprihatinkan?
www.tempo.co |
Bantuan sosial secara
langsung terkadang memang perlu dilakukan, bahkan menjadi penting apabila masyarakat
berada dalam kondisi yang terdesak, seperti halnya tertimpa bencana alam. Akan
tetapi untuk memulihkan kondisi kehidupan mereka seperti semula tentu diperlukan
upaya yang lebih besar. Usaha yang tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki
keadaan ekonomi dan fisik, namun juga mental. Sebuah program yang tidak bisa
dilakukan secara instan atau mendadak, melainkan melalui proses panjang dan berkelanjutan,
rencana yang matang, serta pendekatan yang komprehensif. Dan semua itu hanya
mungkin dilakukan melalui program pemberdayaan masyarakat.
Orang-orang miskin pada
dasarnya adalah orang-orang yang tak berdaya, baik secara materi maupun immateri.
Karena itulah diperlukan suatu upaya untuk membuat mereka lebih berdaya dengan menemukan
potensi-potensi yang dimiliki, baik berupa sumber daya alam maupun manusia, lalu
mengembangkan potensi tersebut secara mandiri. Salah satu lembaga yang berhasil
membangun ekonomi melalui upaya pemberdayaan masyarakat adalah MasyarakatMandiri yang masih merupakan bagian dari Dompet Dhuafa.
Peran Masyarakat Mandiri
dalam Usaha Membangun Ekonomi Kerakyatan
Seperti kita ketahui, DompetDhuafa adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang kemanusiaan, kegiatan-kegiatannya
fokus pada peningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kaum dhuafa, baik di
bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan maupun layanan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
kemanusiaan tersebut dibiayai melalui dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Sodaqoh, dan
Wakaf) yang diperoleh secara halal dan illegal baik oleh perorangan, kelompok
maupun lembaga/instansi. Melalui Masyarakat Mandiri, Dompet Dhuafa meluncurkan
program-program pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan permodalan
dan pendampingan kepada komunitas sasaran sebagai salah satu upaya membangun kemandirian
ekonomi kaum dhuafa.
Sejauh ini, setidaknya ada
enam program pemberdayaan yang telah berjalan, antara lain program pedesaan,
program perkotaan, program kerjasama CSR, program pasca bencana, program
pemberdayaan buruh migrant, dan program pemberdayaan penyandang difabilitas. Selain
perbaikan ekonomi, pemberdayaan masyarakat juga bertujuan untuk memberikan
penyadaran dan menanamkan nilai-nilai luhur bagi masyarakat yang diberdayakan.
Jika sebelumnya mereka memiliki mental buruh dan individualis, maka setelahnya
mereka bermental pengusaha dan berjiwa sosial tinggi.
Kisah-kisah pemberdayaan
Masyarakat Mandiri bisa dilihat di sini.
Kisah-kisah tersebut semoga
bisa memberikan inspirasi dan menggerakan semua pihak untuk turut serta dalam
upaya pemberdayaan masyarakat demi menuntaskan permasalahan kemiskinan dan membangun
perekonomian bangsa dengan cara yang mandiri. Sebab sejatinya bangsa Indonesia adalah
negara yang sangat kaya, hanya tinggal bagaimana masyarakat menemukan dan
mengelola kekayaan tersebut untuk kesejahteraan hidupnya.
Tulisan ini disertakan dalam
lomba #70thICRCid.
Referensi:
Robi, A. 2013. Pemberdayaan yang
Memandirikan. http://masyarakatmandiri.co.id/artikel/khasanah/42-pemberdayaan-yang-memandirikan.
16 September 2015.
Sabar. Ini indonesia. 😂
BalasHapus