Langsung ke konten utama

Pak Polisi, Ngonthel Yuk!



jpnn.com

 
Pengguna sepeda onthel di ibukota kian marak. Selain sebagai ajang menyalurkan hobi, pengguna sepeda yang mayoritas merupakan anggota komunitas sepeda tersebut sekaligus mengkampanyekan budaya bersepeda kepada masyarakat. Kerusakan lingkungan, masalah kesehatan dan kemacetan menjadi alasan mereka gencar menggalakan kampanye ini.

Meskipun kegiatan positif, namun untuk mewujudkan impian tersebut tidaklah mudah. Berbagai rintangan ditemui mereka ketika menjalankan aksinya, seperti angkutan umum yang berhenti di jalur sepeda sehingga memaksa pengguna sepeda menggunakan trotoar atau jalan umum, tukang ojek yang memarkir kendaraan atau para pengemudi motor yang menggunakan jalur sepeda sehingga membahayakan keselamatan para pengendara sepeda.

Pak Polisi, Ngonthel Yuk!
Selain kesadaran masyarakat yang kurang dan pengawasan minim dari kepolisian, jumlah pengendara motor yang melebihi kapasitas jalan memang memaksa mereka mencari celah demi menghindari kemacetan, salah satunya dengan menerobos jalur sepeda. Jika saja jumlah pengendara sepeda lebih banyak, tentu hal serupa tidak akan terjadi.

Itulah mengapa perlu digencarkannya kampanye bersepeda oleh seluruh kalangan, termasuk aparat kepolisian.

Pertama, seluruh staf kepolisian diberikan sepeda dinas sebagai kendaraan operasional dan diwajibkan untuk mengendarainya setiap berangkat/pulang dari kantor, ketika berpatroli dan mengatur jalan.

republika.co.id
 
Kedua, setiap hari-di jalan yang rawan kemacetan-ditutup secara bergantian dan hanya diperuntukkan bagi pengguna sepeda atau pejalan kaki. Dengan catatan sudah dilakukan sosialisasi sebelumnya.

Ketiga, setiap hari minggu, aparat kepolisian bekerja sama dengan komunitas sepeda melakukan pawai sepeda dan melakukan sosialisasi ke instansi-instansi pemerintahan atau masyarakat.

Keempat, dibentuk polisi lalu lintas khusus demi meningkatkan ketertiban di jalur sepeda.

Ketika bersepeda sudah menjadi budaya, saya yakin kemacetan hanya akan menjadi kisah lalu ibukota, seperti Amsterdam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setangkup Mimpi Bersama Mama

Mama dulu bermimpi, menyaksikan anak Mama berdiri di atas panggung sambil memegang piala.  Lalu Mama diminta untuk berdiri di samping anak Mama disambut riuh tepuk tangan orang banyak. Wah, pasti bangga sekali memiliki anak yang berprestasi. Pernyataan itu begitu menusuk hatiku. Betapa aku telah gagal mewujudkan impian sederhana Mama. Bukan berarti aku tidak mencoba untuk mewujudkannya. Namun setiap kali mencoba, aku selalu gagal. Bahkan hingga lulus SMA, belum ada satupun piala yang berhasil aku bawa pulang. Akankah aku menyerah? Tentu saja tidak. Justru pernyataan itu menamparku untuk berusaha lebih keras lagi. Aku mengikuti beragam lomba menulis dan beberapa kali memenangkannya. Sayang, tidak ada awarding ceremony sehingga impian untuk berdiri sambil memegang piala di hadapan banyak orang masih belum terwujud. Hingga suatu ketika, aku mendapat telepon dari panitia lomba untuk menghadiri acara penganugerahan pemenang lomba blog di Jakarta. Seketika perasaanku membumbung tinggi

Dedikasi 60 Tahun Astra, Inspirasi Keberlanjutan Menuju Kebanggaan Bangsa

Menjejaki usia 60 tahun bagi sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak perusahaan mampu selamat dari badai krisis bersejarah 1998 yang membangkrutkan perekonomian nasional. Satu dari sedikit bisnis yang mampu bertahan itu adalah Astra. Meski tertatih, Astra membuktikan diri bangkit dan berkembang pesat hingga berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik regional dalam kurun waktu kurang dari 60 tahun. Dari hanya memiliki empat karyawan, kini jumlah karyawan Astra telah membengkak hingga 221.046 yang bekerja di 198 perusahaan Grup Astra. Aktivitas bisnis Grup Astra pun berkembang pesat meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. Pengalaman menghadapi krisis 1998 dan kemapanan finansial yang baik membuat Astra lebih tangguh menghadapi badai-badai selanjutnya, termasuk tantangan melemahnya perekonomian global sepanjang tahun 2015 lalu. Astra bahkan masih sangg

Jejak Perjuangan Fatmawati, Sang Perajut NKRI #FatmawatiPerajutNegeri #PahlawanBengkulu

Rumah panggung yang terletak di Jalan Fatmawati Nomor 10 Kota Bengkulu itu tampak lengang seperti biasanya. Hanya petugas dan sesekali pengunjung yang bertandang ke bangunan tua nan asri tersebut. Gurat sejarah yang terukir di sudut-sudut ruangan seolah gagal membangkitkan minat masyarakat untuk menggali lebih dalam sosok ibu negara pertama ( first lady -nya) Indonesia tersebut. Padahal seperti pejuang lainnya, Fatmawati memiliki peran penting dalam proses kelahiran bangsa Indonesia. Maka dari itu, menjelang hari pahlawan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh sosok Fatmawati sebagai salah satu pahlawan nasional wanita di Indonesia. Merajut Cinta dan Asa untuk Indonesia Bersama Bung Karno Setelah menikah secara wali pada bulan Juni 1943, Fatmawati menyusul sang suami ke Jakarta dan bergabung bersama para pejuang lainnya untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bersama sang suami, Fatmawati kerapkali mengeluarkan pendapatnya mengenai langkah-l