Langsung ke konten utama

Big Data dan IoT, Dua Teknologi Pendukung Smart City





Perubahan zaman yang terjadi begitu cepat, perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota dan persaingan global yang kian tak terbendung telah menciptakan beragam persoalan di kota-kota besar di seluruh dunia, seperti kemacetan, kemiskinan, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Di sisi lain, perkembangan teknologi mutakhir dan jaringan internet yang meluas telah menciptakan peluang tersendiri bagi para pelaku bisnis maupun pelaku kepentingan publik.
Dari dua fenomena besar itulah kemudian muncul gagasan Smart City. Smart City adalah sebuah gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi informasi. Smart City menjadi solusi atas berbagai kendala yang dihadapi pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi sebuah kota.
Teknologi Internet Of Things (IoT)

Sumber Gambar
Internet of things adalah sebuah gagasan untuk menjadikan benda-benda fisik saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain  melalui jaringan internet. Hal ini memungkinkan sebuah benda dapat dimonitor dan dikendalikan dari jarak jauh.
CCTV adalah salah satu contoh IoT yang tidak asing lagi di telinga kita. CCTV mampu merekam berbagai kejadian yang ada di sekitarnya dan dapat dipantau dari jarak ratusan kilometer. Di Bandung, pemantauan CCTV telah dilengkapi dengan sistem yang disebut Intelligent Operations Center (IOC) yang memudahkan petugas Bandung Comand Centre (BCC) memantau kondisi kota. Melalui sistem ini, CCTV akan memberikan notifikasi khusus di layar monitor apabila terjadi pelanggaran atau bencana.
Setidaknya ada lima komponen utama yang dibutuhkan perangkat IoT, yaitu sensor, CPU atau perangkat komputer kecil berupa single board computer, sistem operasi sederhana, jalur komunikasi berupa internet dan output/keluaran.
Sementara itu, prinsip kerja IoT meliputi 4 hal: 1) penerimaan informasi/data sesuai kebutuhan melalui sensor yang terpasang, 2) pengolahan data untuk menentukan tindakan/respon atas sensor yang diterima, 3) pengiriman hasil olah data kepada user atau server pusat, dan 4) tindakan /respon  sesuai perintah yang diberikan.
Teknologi Big Data

sumber gambar
Beragam aktivitas manusia dan gejala alam yang terjadi di sekitar kita pada dasarnya adalah data berharga yang dapat memberikan keuntungan apabila dikelola secara maksimal. Sayang, tidak semua aktifitas dan gejala alam tertangkap dengan baik dan menjadi sebuah data yang tersimpan secara rapi. Kalaupun tersimpan, data-data tersebut masih dalam bentuk fisik sehingga sulit untuk dikelola dan diberdayakan.
Sejak teknologi IoT berkembang secara luas, berbagai aktivitas manusia dan gejala alam mampu terekam dan menghasilkan data-data dalam format digital. Semakin lama, data-data tersebut membentuk sebuah himpunan yang sangat besar, sangat variatif, sangat cepat pertumbuhannya dan tidak terstruktur sehingga memerlukan teknologi khusus untuk mengelolanya. Dari sinilah kemudian muncul teknologi Big Data. 


sumber
Teknologi Big Data memungkinkan himpunan data yang memiliki empat ciri di atas dikelola dan memberikan informasi yang mendalam sehingga memicu pada pengambilan keputusan dan tindakan.
Big Data dan IoT, Dua Teknologi Pendukung Smart City
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Tak jarang pemerintah menggelontorkan dana yang tak sedikit demi menyelesaikan satu persoalan saja. Namun demikian, upaya-upaya yang dilakukan belum mampu memberikan hasil yang optimal karena berbagai kendala yang ada. Salah satu kendala yang paling umum adalah keterbatasan data dan pemanfaatan teknologi yang belum maksimal.
Dalam kasus pendistribusian beras miskin misalnya. Karena keterbatasan data, distribusi beras mikin kerapkali tidak tepat sasaran. Data yang tidak akurat dan tidak real time juga menjadi kendala tersendiri, misal saat si penerima beras miskin meninggal dunia atau secara ekonomi telah mengalami peningkatan taraf hidup sehingga sudah tidak berhak menerima beras miskin lagi.
Traffic Light yang terpasang di persimpangan jalan pada dasarnya difungsikan sebagai pengendali arus lalu lintas. Namun karena teknologi yang digunakan masih sederhana dan belum dilengkapi dengan sensor yang mampu memantau kepadatan lalu lintas di lapangan, keberadaannya justru menimbulkan kemacetan di berbagai titik di kota-kota besar.
Melalui penerapan teknologi IoT dan Big Data, kendala-kendala yang dihadapi pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut diharapkan dapat terselesaikan.
Berikut peran Big Data dan Iot dalam membangun sebuah kota menjadi lebih cerdas:
Manajemen Lebih Baik
Salah satu kriteria kota yang cerdas adalah pemerintahan yang baik (smart governance). Melalui penerapan teknologi IoT dan Big Data, pemerintah bisa melakukan perombakan manajemen menjadi lebih efisien dengan memperbaiki kualitas pelayanan, meningkatkan partisipasi warga dan memangkas birokrasi yang berbelit-belit.
Di Bandung, perbaikan manajemen pemerintah dilakukan melalui: citizen complaining online melalui media sosial, aplikasi layanan aduan masyarakat (Lapor!), sistem penilaian pejabat daerah melalui rapor camat/lurah oleh warga (SIP), monitoring kerja Pemkot (Silakip), serta perizinan online. Bahkan Bandung Comand Centre telah dilengkapi Media Social Mapping yang mampu menangkap segala macam percakapan warga di media social yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Mesin kemudian mengelola data dan memetakannya per wilayah per isu masalah. Hal ini akan memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan. 

Sumber
Untuk meningkatkan partisipasi warga, Bandung juga menerapkan e-Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) yang memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan daerah. Aplikasi ini juga terhubung dengan Bandung Command Centre sehingga pimpinan daerah mampu memantau langsung perkembangannya.
Pengambilan Keputusan Lebih Cepat dan Tepat
IoT memungkinkan data-data didapat secara realtime melalui sensor yang terpasang di perangkat untuk selanjutnya dianalisa oleh Big Data. Semakin banyak data akurat yang didapat dari perangkat IoT, semakin besar pula kemungkinan data-data tersebut diolah Big Data untuk selanjutnya menghasilkan data-data yang mendalam dan analitik. Data-data itulah yang akan menjadi acuan untuk menentukan langkah strategis dalam pengambilan keputusan.
Aplikasi banjir yang diterapkan di Bandung adalah salah satu contohnya. Aplikasi banjir ini terintegrasi dengan laporan cuaca dan mampu memberikan informasi mengenai debit air hujan di suatu titik serta memiliki sensor yang mampu mendeteksi penyumbatan. Hal ini memungkinkan petugas melakukan tindakan preventif tanpa menunggu laporan dari warga.
Anggaran Belanja Lebih Hemat
Meski setiap tahun negara mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk membiayai sektor pendidikan, namun masih ada saja anak-anak bangsa yang tidak mampu mengakses pendidikan secara layak. E-Learning yang menggunakan sistem open source memungkinkan semua orang mampu mengakses pendidikan secara gratis. Jika selama ini setiap sekolah mengeluarkan setidaknya uang Rp 5 juta per semester untuk membiayai fotokopi ujian, dengan adanya IoT nominal yang sama mampu untuk membuat server yang dapat digunakan selama lima tahun.
Bandung memiliki mesin audit otomatis yang mampu meneliti ribuan kegiatan, namanya e-budgeting. Melalui mesin ini, masyarakat dapat melakukan penelusuran terhadap usulan kegiatan yang terintegrasi dengan sistem penganggaran. Hasilnya, sebanyak 1.200 kegiatan senilai Rp 1 triliun dihapus karena dinilai tidak berdampak.
Keamanan Lebih Terjamin
Kriminalitas adalah salah satu permasalahan pokok di kota-kota besar. Keberadaan CCTV yang terpasang di sudut-sudut kota telah banyak membantu aparat keamanan dalam memantau dan mengidentifikasi pelaku kejahatan. Namun dalam kasus tertentu di mana jumlah CCTV yang terpasang cukup banyak menyulitkan petugas dalam mengawasinya. Apalagi CCTV rumah yang notabenenya tidak selalu terpantau.
Di sinilah perlunya perangkat IoT yang dilengkapi sensor tertentu yang mampu mendeteksi gerakan mencurigakan seseorang. Sensor ini kemudian mengirimkan notifikasi khusus kepada user/server secara realtime sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi.

Sumber
Upaya untuk meningkatkan keamanan juga dilakukan pimpinan daerah Bandung melalui penerapan aplikasi Panic Button. Aplikasi ini dapat digunakan oleh warga sekitar apabila menemui situasi darurat, salah satunya tindak kejahatan. Setelah masuk aplikasi Panic Button, pengguna hanya perlu memencet tombol SOS yang muncul di layar smartphone sebanyak tiga kali. Lalu secara realtime, aplikasi ini akan memberikan notifikasi berupa alarm di layar monitor Bandung Comand Centre. Petugas akan segera menindaklanjuti dengan mengirimkan aparat kepolisian ke TKP.
Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efisien
Pesatnya pertumbuhan penduduk di kota-kota besar membuat kebutuhan akan sumber daya meningkat, baik itu masalah transportasi, energi, air, maupun lingkungan. Perangkat IoT yang didukung oleh teknologi Big Data akan membantu mengelola sumber daya yang ada menjadi lebih efisien. Misal, lampu jalan yang dilengkapi sensor mampu mendeteksi keberadaan manusia sehingga hanya menyala saat dibutuhkan. Begitupun keran air yang hanya menyala saat menangkap gerakan tangan dan benda.
Lingkungan Lebih Bersih dan Sehat
Di Terminal Altenwerder, Jerman, hampir semua alat bongkar muat dikendalikan secara otomatis menggunakan remote control melalui ruang kontrol yang didukung oleh teknologi canggih. Mereka menyebutnya dengan istilah Automated Guided Vehicle (AGV). Selain lebih efektif dan efisien, penggunaan IoT ini juga lebih ramah lingkungan karena AGV tidak menggunakan bahan bakar solar melainkan tenaga listrik, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan suara. Aktivitas surat menyurat juga dilakukan secara digital sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas (paperless).
Upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dengan mengurangi polusi udara juga diupayakan beberapa negara di dunia, sebut saja Paris dan New York. Melalui ketersediaan infrastruktur sepeda kota, dua negara maju ini memotivasi warganya untuk menjaga lingkungan tetap bersih sekaligus menerapkan gaya hidup sehat. Sepeda kota ini tersedia di banyak titik sehingga memudahkan warga yang ingin menyewanya. Setelah berlangganan, warga dapat menyewa dan mengembalikan sepeda di mana saja. Tempat parkir sepeda kota ini juga dilengkapi dengan teknologi IoT yang dapat merekam aktivitas peminjaman.


Sumber
Itulah beberapa contoh peran Big Data dan IoT dalam menyokong terwujudnya Smart City. Hal yang perlu diingat adalah bahwa smart city bukanlah kota dengan banyak aplikasi, melainkan kota dengan banyak solusi. Dan teknologi membantu dalam hal pengelolannya. Keberhasilan Smart City Indonesia tidak diukur dari seberapa banyak pendapatan suatu kota atau banyaknya infrastruktur teknologi yang ada, melainkan tingkat kesejahteraan yang didapat setelahnya.


Referensi:
Blog Writing Competition Gamatechno

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setangkup Mimpi Bersama Mama

Mama dulu bermimpi, menyaksikan anak Mama berdiri di atas panggung sambil memegang piala.  Lalu Mama diminta untuk berdiri di samping anak Mama disambut riuh tepuk tangan orang banyak. Wah, pasti bangga sekali memiliki anak yang berprestasi. Pernyataan itu begitu menusuk hatiku. Betapa aku telah gagal mewujudkan impian sederhana Mama. Bukan berarti aku tidak mencoba untuk mewujudkannya. Namun setiap kali mencoba, aku selalu gagal. Bahkan hingga lulus SMA, belum ada satupun piala yang berhasil aku bawa pulang. Akankah aku menyerah? Tentu saja tidak. Justru pernyataan itu menamparku untuk berusaha lebih keras lagi. Aku mengikuti beragam lomba menulis dan beberapa kali memenangkannya. Sayang, tidak ada awarding ceremony sehingga impian untuk berdiri sambil memegang piala di hadapan banyak orang masih belum terwujud. Hingga suatu ketika, aku mendapat telepon dari panitia lomba untuk menghadiri acara penganugerahan pemenang lomba blog di Jakarta. Seketika perasaanku membumbung tinggi

Dedikasi 60 Tahun Astra, Inspirasi Keberlanjutan Menuju Kebanggaan Bangsa

Menjejaki usia 60 tahun bagi sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak perusahaan mampu selamat dari badai krisis bersejarah 1998 yang membangkrutkan perekonomian nasional. Satu dari sedikit bisnis yang mampu bertahan itu adalah Astra. Meski tertatih, Astra membuktikan diri bangkit dan berkembang pesat hingga berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik regional dalam kurun waktu kurang dari 60 tahun. Dari hanya memiliki empat karyawan, kini jumlah karyawan Astra telah membengkak hingga 221.046 yang bekerja di 198 perusahaan Grup Astra. Aktivitas bisnis Grup Astra pun berkembang pesat meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. Pengalaman menghadapi krisis 1998 dan kemapanan finansial yang baik membuat Astra lebih tangguh menghadapi badai-badai selanjutnya, termasuk tantangan melemahnya perekonomian global sepanjang tahun 2015 lalu. Astra bahkan masih sangg