Langsung ke konten utama

Produk Keuangan Syariah untuk Mendanai Pernikahan




Sampai detik ini saya masih belum memutuskan untuk menggunakan produk keuangan syariah. Alasannya? Karena belum ada yang ‘memaksa’ saya untuk memakainya. Betapa tidak? Sebagai karyawan swasta dengan gaji yang pas-pasan, perusahaan telah mengatur hendak dialirkan ke rekening bank mana gaji saya setiap bulannya. Dan perusahaan menggunakan jasa bank konvensional sehingga saya tidak memaksakan diri membagi penghasilan yang minim tersebut dengan membuka rekening baru di bank syariah. Padahal jika saja bank syariah bisa menjalin hubungan ‘mesra’ dengan perusahaan-perusahaan swasta, tentu saya dan banyak karyawan swasta menggunakan jasa bank syariah.

Alasan kedua, karena masih minimnya sosialisasi tentang bank syariah. Saya ‘terpaksa’ mencari tahu sendiri produk dan keunggulan apa saja yang dimiliki lembaga-lembaga keuangan syariah. Dan setelah saya telusuri, barulah saya tahu bahwa banyak sekali keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk keuangan syariah dibandingkan produk keuangan konvensional. Seperti tidak adanya sistem bunga yang dihukumi haram karena menyamai riba, pembiayaan yang diarahkan hanya di sektor-sektor halal, serta pembagian resiko oleh bank dan nasabah apabila mengalami kerugian maupun keuntungan.

Alasan ketiga, masih adanya keragu-raguan tentang implementasi ‘syariah’ di dalam praktik lembaga-lembaga keuangan tersebut. Jujur masih terdengar istilah ‘kedok syariah’ oleh beberapa rekan saya tentang lembaga-lembaga keuangan tertentu. Menurut rekan saya, bank-bank syariah tertentu masih menggunakan kerangka konvensional meskipun menggunakan jubah Syariah. Hal inilah yang membuat saya dan mungkin kebanyakan orang Muslim ragu untuk menggunakan produk keuangan syariah.

Semoga tulisan saya tentang kekhawatiran dan keragu-raguan ini bisa menjadi pemicu lembaga-lembaga keuangan syariah memperbaiki sistem yang ada dan meyakinkan kami semua tentang keunggulan-keunggulan produk keuangan syariah dengan cara yang ‘nendang’. Sebab saya menaruh harapan yang cukup besar terhadap lembaga-lembaga keuangan syariah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sekarang dan masa depan, salah satunya membiayai pernikahan.

Mendanai Pernikahan

diambil dari Kompasiana



Meskipun dalam Islam sendiri tidak pernah ada keharusan menggelar perayaan secara besar-besaran untuk sebuah resepsi pernikahan, akan tetapi banyak orang yang berusaha sebaik mungkin dalam menyajikan sebuah resepsi pernikahan yang diharapkan ‘sekali seumur hidup’ tersebut. Alasan adat istiadat, kebiasaan dan gengsi membuat banyak pasangan berlomba-lomba membuat pesta pernikahan mewah. Terkadang di antara mereka sampai memaksakan diri berhutang pada bank konvensional, menjual warisan orang tua, bahkan menghabiskan seluruh tabungannya untuk membiayai pernikahan tersebut. Walhasil, hari-hari paska pernikahan yang semestinya bahagia justru berubah menjadi hari-hari penuh kegalauan karena memikirkan tentang hutang, bunga yang melambung dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya yang membengkak.

Kehadiran lembaga keuangan syariah yang notabenenya sebagai rahmatan lil alamin semestinya menjadi solusi atas permasalahan ini. Semisal, melalui program tabungan pernikahan, kredit pembiayaan pernikahan tanpa bunga, pembiayaan bulan madu, pembiayaan ngunduh mantu, pembiayaan paska pernikahan dan sebagainya. Melalui produk keuangan syariah tersebut, semoga bisa membantu pasangan-pasangan muda yang memiliki rencana untuk menikah namun terkendala biaya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Data dan IoT, Dua Teknologi Pendukung Smart City

Perubahan zaman yang terjadi begitu cepat, perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota dan persaingan global yang kian tak terbendung telah menciptakan beragam persoalan di kota-kota besar di seluruh dunia, seperti kemacetan, kemiskinan, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Di sisi lain, perkembangan teknologi mutakhir dan jaringan internet yang meluas telah menciptakan peluang tersendiri bagi para pelaku bisnis maupun pelaku kepentingan publik. Dari dua fenomena besar itulah kemudian muncul gagasan Smart City. Smart City adalah sebuah gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi informasi. Smart City menjadi solusi atas berbagai kendala yang dihadapi pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi sebuah kota. Teknologi Internet Of Things (IoT) Sumber Gambar Internet of things adalah sebuah gagasan untu

Setangkup Mimpi Bersama Mama

Mama dulu bermimpi, menyaksikan anak Mama berdiri di atas panggung sambil memegang piala.  Lalu Mama diminta untuk berdiri di samping anak Mama disambut riuh tepuk tangan orang banyak. Wah, pasti bangga sekali memiliki anak yang berprestasi. Pernyataan itu begitu menusuk hatiku. Betapa aku telah gagal mewujudkan impian sederhana Mama. Bukan berarti aku tidak mencoba untuk mewujudkannya. Namun setiap kali mencoba, aku selalu gagal. Bahkan hingga lulus SMA, belum ada satupun piala yang berhasil aku bawa pulang. Akankah aku menyerah? Tentu saja tidak. Justru pernyataan itu menamparku untuk berusaha lebih keras lagi. Aku mengikuti beragam lomba menulis dan beberapa kali memenangkannya. Sayang, tidak ada awarding ceremony sehingga impian untuk berdiri sambil memegang piala di hadapan banyak orang masih belum terwujud. Hingga suatu ketika, aku mendapat telepon dari panitia lomba untuk menghadiri acara penganugerahan pemenang lomba blog di Jakarta. Seketika perasaanku membumbung tinggi

Dedikasi 60 Tahun Astra, Inspirasi Keberlanjutan Menuju Kebanggaan Bangsa

Menjejaki usia 60 tahun bagi sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak perusahaan mampu selamat dari badai krisis bersejarah 1998 yang membangkrutkan perekonomian nasional. Satu dari sedikit bisnis yang mampu bertahan itu adalah Astra. Meski tertatih, Astra membuktikan diri bangkit dan berkembang pesat hingga berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik regional dalam kurun waktu kurang dari 60 tahun. Dari hanya memiliki empat karyawan, kini jumlah karyawan Astra telah membengkak hingga 221.046 yang bekerja di 198 perusahaan Grup Astra. Aktivitas bisnis Grup Astra pun berkembang pesat meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. Pengalaman menghadapi krisis 1998 dan kemapanan finansial yang baik membuat Astra lebih tangguh menghadapi badai-badai selanjutnya, termasuk tantangan melemahnya perekonomian global sepanjang tahun 2015 lalu. Astra bahkan masih sangg